Dijaman dulu, ada seorang penebang kayu. Suatu hari dia
kehilangan kapaknya, dan tanpa kapak dia tidak bisa bekerja. Dia mencurigai
tetangganya yang mencuri kapaknya.
Pagi itu ketika sang tetangga berangkat, dia menutupi
peralatan kerjanya dengan kain, rasanya kapaknya pasti disembunyikan disana,
apalagi tetangga ini senyumnya terasa tidak tulus. Pasti dia pencur
inya.
Besoknya, bahkan terasa jadi ramah berlebihan
karena biasanya jarang menyapa, kali ini menyempatkan berbasa basi. Apalagi
dilihat hasil tebangan kayunya 2 hari ini banyak sekali, pasti dia menebang
menggunakan kapak curiannya. Semakin dipikir semakin yakin.
Pada hari ketiga baru disadari ternyata kapaknya
tersimpan dilaci dapur. Istrinya yang sedang keluar kota menyimpankan disana.
Senang benar hatinya karena kapaknya dapat ditemukan kembali.
Dia amati lagi tetangganya yang lewat, dan dia
merasa tetangga ini tidak berkelakuan seperti pencuri, dan senyumnya juga tulus
tulus saja. Bahkan percakapannya terasa sangat wajar dan jujur. Dia heran
kenapa kemarin dia melihat tetangganya seperti pencuri?
**
Persepsi membentuk kenyataan, pikiran kita
membentuk sudut pandang kita. Apa yang kita yakini akan semakin terlihat oleh
kita sebagai kenyataan. Sebagai contoh, apapun yang dilakukan orang yang kita
cintai adalah baik dan benar. Anak nakal dianggap lucu, kekasih medit dianggap
berhemat, orang cerewet dibilang perhatian, keras kepala dibilang berprinsip,
dan makanan tidak enak dibilang bergizi.
Hidup tidak pernah dan tidak ada yang adil, tidak
ada benar salah, kita ciptakan sudut pandang kita sendiri. Perception creates
worldview, we create our own reality. Kita menemukan apa yang kita ingin temukan.
Apa yang terlihat bukan kenyataan, kenyataan adalah siapa kita dan bagaimana
kita memandang semuanya itu.
Pandangan kita berubah mengikuti perubahan jaman
dan keadaan. Hemat menjadi medit, tegas menjadi keraskepala, dan cinta menjadi
sebuah luka. Segalanya mengalir pada ruang dan waktu. Dan cara kita melihat
hidup ini adalah bagian dari sudut pandang kita.
0 Response to "Penebang dan kapak yang hilang."
Posting Komentar